Salafi Bukan
Wahabi, Perbedaan Fatal Antara Salafi Dengan Wahabi Serta Fatwa Majelis Ulama
Indonesia Tentang Salafi, Dan Penentangan Salafi Terhadap Wahabi Yang Sesat
Dan Menyesatkan
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ
آمَنُواإِن
جَاءكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُواأَن
تُصِيبُواقَوْماً بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُواعَلَى
مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu
itu. Al-hujuraat : 6.
Wahai hamba – hamba ALLAH, kiranya saya menulis
artikel ini untuk memurnikan pemahaman pada ummat muslim yang menyamakan antara
wahabi dengan salafi, kekurangan pengetahuan tentang sesuatu itu adalah menjadi penyebab timbulnya fitnah ditengah – tengah ummat Muslim yang berfaham salafi, sehingga banyak di antara
kita baik dari golongan yang mengaku akhwat dan juga ikhwan yang menyatakan
bahwa salafi adalah sama halnya dengan wahabi. Seumpama beberapa bulan yang
lalu terdapat yang mengaku sebagai seorang akhwat dari sebuah jejaring social
facebook yang menyindir blog ini dan berkata bahwa blog ini mengandung faham
wahabi. Bahkan juga yang sangat memprihatinkan sekali, bahwa terdapat salah
satu website atau situs islam yang pada judulnya mengatakan “Arab Saudi adalah
Negara Wahabi” karena Arab Saudi yang dikenal bermanhaj salafi. Masha ALLAH.
Sungguh..seumpama sebuah virus, wahabi telah merasuki jantung hati dan Islam dengan mengatasnamakan
salafi padahal sesungguhnya palsu dan bertentangan dengan kaidah ajaran Islam
yang sesungguhnya, menjadi noda kotor dalam secarik kain yang putih dan
demikianlah kenyataan yang ada.Manhaj Salaf, As-salaf, Al-Salaf, salafiyah di
ambil dari kata Salaf yang berarti “orang-orang terdahulu”
(pendahulu), seumpama kata Salafushshalih yang berarti orang –
orang shalih sebagai pendahulu orang-orang Muslim sesudahnya, baik dari
sisi ilmu, keimanan, keutamaan atau
jasa kebaikan. Seorang pakar bahasa Arab Ibnu Manzhur mengatakan,
“Kata salaf juga berarti orang yang mendahului kamu, yaitu nenek
moyangmu, sanak kerabatmu yang berada di atasmu dari sisi umur dan keutamaan.
Oleh karenanya maka generasi awal yang mengikuti para sahabat disebut
dengan salafush shalih (pendahulu yang baik/Shaleh).” (Lisanul
‘Arab, 9/159, dinukil dari Limadza, hal.
30).
Seperti terdapat dalam sebuah sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam kepada puterinya Fathimah radhiyallahu ‘anha.
Beliau bersabda, “Sesungguhnya sebaik-baik salafmu adalah
aku.” (HR. Muslim). “sebaik-baik salafmu” Artinya sebaik-baik
pendahulu. (lihat Limadza, hal. 30, baca juga
Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafizhahullah, hal.7)
Apabila para ulama akidah membahas dan
menyebut- nyebut kata salaf maka yang mereka maksud adalah salah satu di
antara 3 kemungkinan berikut :
Pertama, para Shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kedua, shahabat dan murid-murid mereka (tabi’in).
Ketiga, shahabat, tabi’in dan juga para
Imam yang telah diakui kredibilitasnya di dalam Islam yaitu mereka yang
senantiasa menghidupkan sunnah
dan berjuang membasmi bid’ah (lihat Al Wajiz, hal. 21).
Berikut adalah rincian yang memberdakan antara
wahabi dengan salafi, dengan rincian yang sangat membedakan pemahaman yang jauh
dan bertolak belakang antara keduanya.
1.
Manhaj ulama As-Salaf yang
sebenarnya adalah ulama Islam
yang hidup dalam lingkungan 300 Hijriah yaitu Tanzih yang mensucikan
Allah dari persamaan dengan makhluk-Nya. Sedangkan pemahaman Wahhabi menyamakan
Allah dengan makhluk. Maka Wahhabi tidak layak dilsebut sebagai Salafi.
2.
Aqidah ulama As-Salaf yang
sebenarnya pada ayat-ayat mutasyabihat dan hadith-hadith mutasyabihat adalah
tidak berpegang dengan yang zahir maknanya tetapi ditolak makna zahirnya dan
dinafikan segala perumpaan Allah dengan makhluk. Manakala aqidah Wahhabi adalah
berpegang kepada yang zahir makna ayat-ayat mutasyabihat dan hadith-hadith mutasyabihat yang membawa kepada persamaan Allah dengan
makhluk kemudian ditambah lagi Wahhabi yang menyifatkan Allah kepada seluruh
sandaran yang bukan sifat pada hakikatnya. Maka Wahhabi tidak harus dinamakan
sebagai As-Salaf.
3.
Ulama As-Salaf yang sebenarnya
adalah ulama Islam yang hidup dalam 3 kurun pertama yaitu ulama yang pernah hidup
pada zaman sebelum 300Hijrah. Manakala Wahhabi muncul pada lingkungan
1111Hijrah. Amat jauh perbedaan antara yang benar dan yang batil. Maka Wahhabi tidak
boleh dinamakan sebagai Al-Salaf.
4.
Dakwah ulama As-Salaf yang
sebenarnya adalah tidak mengkafirkan umat Islam sesama individu maupun khalayak
ramai selagi seseorang itu muslim dan tidak melakukan perkara yang membatalkan keislamannya. Manakala Wahhabi
mengkafirkan ulama Islam dan umat Islam tanpa hak secara umum tanpa had dan
seluruhnya dikafirkannya. Maka Wahhabi diharamkan daripada mempergunakan nama
Salaf.
5.
Feqah ulama Al-Salaf adalah tidak
jumud dan tidak sempit serta tidak menghukum amalan umat Islam yang mempunyai
dalil sebagai bid’ah sesat. Manakala Wahhabi berfeqah secara jumud, sempit dan
suka menghukum seluruh amalan umat Islam khasnya yang mempunyai dalil sebagai Bid'ah sesat dan syirik. Maka Wahhabi
tidak sepatutnya dinamakan sebagai Salafiyyah.
0 komentar:
Posting Komentar