Rabu, 26 Oktober 2011

Yukk,,,dibaca sama2, terutama kaum wanita..!!!
Miss Universe.
Oleh, Nuim Hidayat*

"Ini tubuhku. Terserah mau aku apakan, terserah aku. " (seorang feminis terkenal Jakarta) Punya tubuh dan muka yang cantik siapa tidak bangga. Banyak gadis dan juga bukan gadis yang memamerkan tubuh elok dan muka moleknya di kamera, panggung-panggung hiburan, pameran-pameran mobil dan lain-lain. Mereka bahagia karena dengan tubuh indah bisa mudah menghasilkan uang. Memang dalam alam kapitalisme, tubuh perempuan adalah satu alat produksi. Tubuh perempuan digunakan seluas-luasnya untuk mengiklankan produk, menghibur para 'pejabat', melayani militer-militer yang kesepian karena tugas di luar negeri dan sebagainya. Maka semakin indah tubuh anda dan cantik muka anda, maka uang akan mengalir mudah. Maka jangan heran, di Paris, New York, London dan Jakarta, perempuan-perempuan yang indah itu banyak mejeng di sana. Dalam budaya kapitalisme (derivasinya liberalisme), seorang perempuan menjual tubuh dan wajahnya sah adanya. Maka mereka yang cantik-cantik dan bertubuh indah (didominasi kulit putih), menggunakan tubuhnya berlenggak-lenggok ke sana kemari.

Mereka berargumen bahwa tubuh itu karunia Tuhan sah digunakan apapun. Maka bukan hanya fashion show dibudayakan para 'gadis' itu, tapi pelacuran juga ditradisikan. Yakni 'biasanya' selain menjual produk (pakaian, mobil dan lain-lain), tak jarang perempuan-perempuan itu menjual tubuhnya. Karena di dunia 'pameran tubuh' itu biasanya bersliweran orang-orang yang berkantong tebal. Dan para gadis sangat tahu tentang itu. Maka di sana campur aduk bisnis fashion, bisnis marketingproduk dan bisnis jasa tubuh. Para lelaki pebisnis 'the have' sangat menikmati tampilnya perempuan-perempuan di dunia itu. Para lelaki ini tahu benar bahwa dengan uang wanita akan bertekuk lutut padanya. Dengan uang wanita tercantik di dunia (miss universe, miss world, miss Indonesia?) dan lain-lain bisa dibeli. Mungkin saja ada satu dua wanita yang tidak mau terlibat dalam 'bisnis syahwat syetan' itu, tapi kebanyakan jamak diketahui masyarakat, bahwa dalam 'dunia remang-remang' itu bisnis maksiyat tubuh dihalalkan.
Di dunia itu memang wanita hanya dihargai tubuhnya. Otaknya meski kadang dihargai (pura-pura) hanya kamuflase belaka. Dalam miss-miss an itu pura-puranya diselubungi dengan jargon body, beauty and beautiful. Beauty inside and outside. Bila kita telisik secara mendalam pameran tubuh wanita apapun namanya adalah membahayakan bagi wanita itu sendiri. Pergelaran pertunjukan tubuh perempuan jelas-jelas menunjukkan perempuan dihargai tubuhnya bukan otaknya. Maka jangan heran yang dilombakan adalah tubuh-tubuh semampai, muka yang cantik dengan berbagai pakaian yang merangsang laki-laki. Pertanyaan-pertanyaan dari juri ketika lomba hanya kamuflase untuk 'menutupi' pameran 'keindahan daging itu'. Pameran-pameran tubuh semacam ini, disadari atau tidak telah menyebabkan banyak wanita lain minder karenanya. Bahkan bisa jadi mereka stress tiap hari (ringan atau berat), karena tidak punya tubuh atau wajah seperti mereka. Apalagi pameran itu kemudian dengan masif disosialisasikan lewat surat kabar, televisi, bioskop, poster-poster dan lain-lain. Seolah-olah bahwa pameran tubuh wanita adalah sebuah pertunjukan yang mesti diadakan. Ini adalah bisnis yang tidak bisa dihindari dalam masyarakat modern, kata mereka.

0 komentar:

Posting Komentar